Surat dari Editor Kompas.com

Surat dari Editor


Dear Ayo,
Apa kabarmu minggu ini? Semoga akhir bulan menambah semangat lantaran akan kembali terisinya rekening gaji kita.

Di beberapa perusahaan, akhir bulan Februari adalah saat pembagian bonus atas kinerja tahun 2019. Bagaimana di perusahaan tempatmu bekerja? Penantian akan kabar baik ini semoga menambah semangat baru.

Oya, rumah atau kawasan tempat tinggalmu kebanjiran tidak? Banyak titik di Jakarta dan kawasan sekitarnya terendam banjir lagi, bahkan melebihi banjir awal tahun 2020. Istana juga ikut merasakan banjir. Semoga tidak bertambah parah banjir kali ini. Kamu bisa update informasi banjir lewat link ini.

Minggu lalu, kita diliputi duka mendalam atas meninggalnya Ashraf Sinclair. Meskipun kematian adalah kepastian, kapan dan bagaimana dia datang selalu menyisakan misteri.

Kematian Ashraf (40) yang merupakan suami penyanyi dan juri Indonesian Idol Bunga Citra Lestari ini menyadarkan soal pentingnya menjaga dan mencek kondisi kesehatan.

Bagaimana bisa, orang yang masih muda, bentuk tubuh ideal dan aktif berolahraga terkena serangan jantung?

Menurut para ahli, karena gaya hidup yang berubah, serangan jantung makin dini mengintai. Risiko untuk mereka yang berusia 40 tahun meningkat.

Karena semua organ vital kita tidak tampak, satu-satunya cara memastikan kondisi kesehatan kita adalah rutin melakukan medical check up.

Di tempat saya bekerja, cek kesehatan ini dilakukan dua tahun sekali untuk yang sudah berusia di atas 35 tahun.

Tahun ini, saya dapat undangan untuk cek kesehatan ini setelah dua tahun terakhir saya diingatkan soal kolesterol sebagai faktor risiko.

Doakan moga-moga kolesterol saya normal. Tentu saja, saya juga berdoa buat kesehatanmu. Di atas apa pun, kesehatan adalah pijakan utama hidup kita.

Oya, seminggu terakhir, banyak hal terjadi juga. Karena kesibukanmu, saya coba pilihkan beberapa topik berita agar kamu tetap update. Soal virus corona misalnya. Warga Indonesia di Singapura yang terinfeksi virus corona sudah dinyatakan sembuh.

Indonesia Negara Maju

Dari Amerika Serikat, Presiden Donald Trump mengeluarkan Indonesia dari daftar negara berkembang. Trump tampaknya ngambek dengan daftar itu dan merasa dirugikan lantaran kompetisi tidak lagi adil.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (AFP)
Upaya Trump mengeluarkan Indonesia dari daftar negara-negara berkembang itu dilakukan lewat Kantor Perwakilan Perdagangan atau Office of the US Trade Representative (USTR) di Organisasi Perdagangan Dunia ( WTO).

Kekesalan Trump terutama kepada China yang mendapat banyak keuntungan karena statusnya sebagai negara berkembang. Dalam perdagangan, tarif bea masuk barang dari negara berkembang lebih kecil dibanding negara maju.

Tidak hanya Indonesia, 24 negara lain juga akan dicoret dari daftar negara berkembang. Negara itu adalah Albania, Argentina, Armenia, Brazil, Bulgaria, dan China.

Kemudian ada Kolombia, Kosta Rika, Georgia, Hong Kong, India, Indonesia, Kazakhstan, dan Republik Kirgis.

Selanjutnya ada Malaysia, Moldova, Montenegro, Makedonia Utara, Romania, Singapura, Afrika Selatan, Korea Selatan, Thailand, Ukraina, dan Vietnam.

Bagaimana Indonesia menanggapi hal ini dan apa dampaknya? Yang langsung terasa adalah fasilitas pinjaman dari luar dan rendahnya bunga untuk beragam proyek tidak lagi dinikmati Indonesia.

Tapi tenang saja. Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Erlangga Hartarto mengaku tidak khawatir.

Untuk pemerintah, ini mungkin janji kampanye yang terwujud lebih awal: menjadikan Indonesia sebagai negara maju. Terima kasih Trump!

Aksi Heroik 2 Siswa di Turi

Masih terkait duka mendalam. Akhir pekan lalu, kita dikejutkan dengan terseretnya ratusan siswa SMPN 1 Turi, Sleman, DI Yogyakarta dalam kegiatan susur sungai.

Sepuluh anak yang mengikuti kegiatan pramuka di Sungai Sempor itu ditemukan tewas. Proses hukum atas peristiwa ini tengah dilakukan sambil mencari duduk perkaranya.

Namun, di luar duka mendalam karena peristiwa ini, dua nama patut dicatat karena aksi heroik keduanya. Mereka adalah Bakir dan Danu.
Ahmad Bakir siswa SMP Negeri 1 Turi sekaligus peserta susur sungai yang sempat menolong temanya.(KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA) 
Karena keberanian dan nyali Bakir dan Danu, beberapa teman mereka yang terseret arus sungai yang deras terselamatkan. Bakir mengupayakan penyelamatan dengan melempar akar pepohonan sebagai pegangan teman-temannya.

Sementara Danu, melompat ke sungai yang airnya menggulung beberapa temannya. Saat di dalam sungai, Danu menyelamatkan beberapa teman-temannya.

Untuk kamu yang butuh update keseluruhan berita duka ini, silakan cek tautan ini. Semoga orangtua dan keluarga yang berduka mendapat penghiburan dan kejadian serupa tidak terulang.

Ojek Pangkalan Memeras

Ojek pangkalan. Kata yang nyaris hilang dalam perbendaharaan kata kita karena dominasi ojek online minggu lalu muncul lagi.

Ada kasus pemerasan terhadap tiga orang penumpang di malam hari. Untuk diantar ke Tanjung Duren dari Terminal Kalideres, setiap penumpang dikenakan tarif Rp 250.000.

Penumpang tidak sadar karena saat ditanya, ojek pangkalan menyebut angka 25. Penumpang mengira itu adalah Rp 25.000. Tidak diduga, di akhir perjalanan, ojek menyebut bahwa 25 adalah ringkasan untuk tarif Rp 250.000.

Terjadi tawar menawar. Dari total Rp 750.000, tiga penumpang ojek akhirnya membayar Rp 450.000.
Tiga orang pengemudi ojek pangkalan yang mematok harga tinggi kepada penumpang (KOMPAS.com/ BONFILIO MAHENDRA WAHANAPUTRA LADJAR)  

Tingginya tarif ojek pangkalan ini lantas viral. Karena masuk kategori pemerasan, polisi kemudian bertindak. Ketiga ojek pangkalan ini kemudian ditahan karena pemerasan yang dilakukan.

Buat kamu, jika tidak mendapati ojek online ketika membutuhkan jasanya dan hanya mendapati ojek pangkalan, pastikan pertama-tama keselamatan dan kemudian kesepakatan tarif. Jasa ojek perlu juga kita hargai selayaknya. Mereka bekerja keras juga.

Tapi kalau kamu tidak pernah naik ojek karena selalu mengendarai sendiri kendaraan ke mana-mana, perlu cek juga Surat Ijin Mengemudi (SIM). Apakah masih berlaku?

Nah, sambil mencek, perlu diketahui, sejak 22 September 2019, SIM berubah menjadi Smart SIM.

Tidak ada yang berubah dari sisi kita pengurus SIM selain klaim pengurusan lebih cepat. Ada juga tarif resminya untuk pengurusan Smart SIM ini. Ayo dicek dompetnya. Masih berlaku tidak SIM yang disimpan di dalam dompet?

Ada beberapa berita lain yang menarik untuk diiikuti. Karena masih berlangsung dan akan terus berlanjut keseruannya, lebih baik kalau ada waktu luang cek ke website berita yang terpercaya.

Di antaranya adalah Sensus Penduduk Online 2020. Sensus penduduk ini penting untuk mendapatkan data yang dijadikan pijakan pemerintah dan semua lembaga menatap masa depan.

Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani tengah memikirkan bagaimana menaikkan perolehan pajak dengan memberi cukai atas minuman manis. Kesehatan menjadi perhatian untuk isu ini.

Isu terakhir yang akan terus bergulir dan mendapat pantauan luas media adalah langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Pekan lalu, Erick membekukan lima anak perusahaan Garuda Indonesia.
Ilustrasi(Shuterstock)
Salah satu anak perusahaan yang dibekukan adalah PT Garuda Tauberes Indonesia.

Kocak memang nama anak perusahaannya. Kreativitas tingkat tinggi para direksi yang melahirkan anak perusahaan ini.

Semoga dibekukannya anak perusahaan tauberes ini membuat kita tidak kehilangan optimisme akan beresnya Garuda Indonesia.


Salam Tauberes dari KRL!

Wisnu Nugroho
Ada temanmu yang ingin berlangganan email ini?
Daftar di sini
Ikuti kami melalui media sosial
Facebook
Twitter
Website
Instagram


Copyright ©
2020 PT. Kompas Cyber Media.
All rights reserved.

Gedung Kompas Gramedia, Unit II Lt. 5
Jl. Palmerah Selatan No. 22 - 28
Jakarta 10270
Indonesia

Want to change how you receive these emails?
You can unsubscribe from this list.

 

Pelajari lebih lanjut tentang Persyaratan Layanan yang telah diperbarui

Google
Kami menyempurnakan Persyaratan Layanan kami untuk membuatnya lebih mudah dipahami. Perubahan ini akan mulai berlaku pada 31 Maret 2020, dan tidak akan memengaruhi cara Anda menggunakan layanan Google.
Untuk detail selengkapnya, kami telah menyiapkan ringkasan perubahan penting dan Pertanyaan Umum (FAQ). Secara sekilas, berikut arti perubahan ini bagi Anda:
Dokumen yang lebih mudah dipahami: Meskipun Persyaratan kami tetap merupakan dokumen hukum, kami berupaya sebaik mungkin untuk membuatnya lebih mudah dipahami, termasuk dengan memberikan definisi dan menyertakan link ke informasi yang bermanfaat.
Komunikasi yang lebih baik: Kami akan menyampaikan secara jelas kapan kami akan melakukan perubahan pada layanan kami (seperti menambahkan atau menghapus fitur) dan membatasi atau mengakhiri akses pengguna. Kami akan melakukan upaya lebih untuk memberi tahu Anda apabila perubahan yang kami lakukan berdampak buruk terhadap pengalaman Anda dengan layanan kami.
Menambahkan Google Chrome, Google Chrome OS, dan Google Drive ke Persyaratan: Persyaratan kami yang telah diperbarui sekarang mencakup Google Chrome, Google Chrome OS, dan Google Drive, yang juga memiliki persyaratan dan kebijakan layanannya masing-masing untuk membantu Anda memahami hal yang unik dari layanan tersebut.
Tidak ada perubahan pada Kebijakan Privasi: Kami tidak melakukan perubahan apa pun pada Kebijakan Privasi Google dan belum melakukan perubahan apa pun terkait cara kami memperlakukan informasi Anda. Sebagai pengingat, Anda dapat membuka Akun Google untuk meninjau setelan privasi Anda dan mengelola bagaimana data Anda digunakan.
Jika Anda adalah wali dari anak dengan usia di bawah yang disyaratkan untuk mengelola Akun Google sendiri dan Anda menggunakan Family Link untuk mengelola penggunaan layanan Google olehnya, harap perhatikan bahwa saat Anda menyetujui Persyaratan baru kami, Anda juga melakukannya atas nama anak Anda, dan sebaiknya luangkan waktu untuk mendiskusikan perubahan ini dengannya. Perhatikan bahwa jika Anda menyetujui Persyaratan baru kami dan mengizinkan anak Anda menggunakan layanan kami, Anda mungkin akan bertanggung jawab atas aktivitas anak Anda di layanan tersebut.
Dan tentu saja, jika Anda tidak setuju dengan Persyaratan baru kami dan apa yang dapat kita harapkan dari satu sama lain saat Anda menggunakan layanan kami, Anda dapat mencari informasi lebih lanjut tentang opsi yang dapat Anda pilih di Pertanyaan Umum (FAQ).
Terima kasih telah menggunakan layanan Google.
Hormat kami, Tim Google

Surat dari Editor Kompas.com

Surat dari Editor


Dear Ayo,
Bagaimana keseruanmu sepekan kemarin? Apakah ada yang kebagian coklelat? Atau malah membagi cokelat?

Cokelat memang identik dengan Valentine's Day selain bunga dan kartu ucapan tentunya.

Bersyukur, 14 Februari 2020 tidak riuh pedebatan soal perayaan satu hari yang banyak orang tidak terlalu peduli juga sebenarnya.

Saya sendiri mengingat dan menanti-nanti hari kasih sayang itu ketika masih remaja. Setelah menikah dan berkeluarga, ingatan itu muncul lagi setelah anak pertama saya tumbuh menjadi remaja.

Siklus itu mungkin akan berulang buat saya ketika cucu saya beranjak remaja hahaha. Btw, selamat hari kasih sayang, ya. Meskipun tidak mengingat dan menanti-nanti, kasih sayang saya tidak berkurang.

Sepekan kemarin, banyak kejadian menarik. Namun, untuk mengetahui yang menarik sekaligus yang penting, saya bagikan empat pokok saja dengan sejumlah tautan agar kamu bisa menelusuri beritanya lebih jauh.

Pertama, Whatsapp Disadap

Bersamaan dengan popularitas aplikasi percakapan WhatsApp, muncul kekhawatiran soal keamanan dari penyadapan. Kamu sebagai satu dari dua miliar pengguna aplikasi ini pasti khawatir.

Ada beberapa ciri apabila WhatsApp kita disadap. Untuk itu, perlu kehati-hatian. Lewat infografik ini, kamu bisa mencegah agar penyadapan atas aplikasi percakapanmu tidak terjadi.

Bisa kacau balau jika semua isi percakapan yang umumnya bersifat pribadi diketahui orang dan penyebarannya tidak dalam kendalimu.

Two step verification adalah cara paling minimal yang bisa kamu lakukan untuk mencegah keburukan ini terjadi. Langkah ini perlu kamu lakukan juga untuk akun-akun media sosialmu seperti Instagram.
ilustrasi WhatsApp(reuters.com)

Kedua, Kinerja Buruk Menteri

Untuk urusan pemerintahan, di mana Presiden Jokowi masuk di periode pembuktian dan pencarian legacy, kinerja para pembantunya sedang disorot. Momentum 100 hari kerja pemerintah periode kedua menjadi alasan sorotan ini.

Beberapa menteri mendapat apresasi karena kerja dan gebrakan "korek api" di awal masa kerjanya. Salah satunya adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Kamu pasti ingat, menteri ini yang turut mempopulerkan dan membuat Brompton langka sehingga harganya melambung. Buat kamu yang tidak tahu apa itu Brompton, coba cek tautan ini biar asyik nimbrung kalau teman-temanmu membicarakannya.

Selain yang citranya ditangkap positif, ada beberapa kementerian yang citranya ditangkap buruk oleh publik yang disurvei. Keduanya adalah Kementerian Agama dan Kementerian Hukum dan HAM.

Seperti biasanya, setiap penilaian yang didasarkan pada survei seperti ini diikuti dengan wacana perombakan kabinet.

Agak mengejutkan, sebelum ada survei-survei seperti ini, publik sudah memperkirakan perombakan kabinet ketika kabinet diumumkan. Ada ketidakpuasan dan ketidakpercayaan di awal pembentukan kabinet.

Terkait dengan kinerja kementerian, pekan lalu, publik terkejut dengan pernyataan Menteri Kesehatan. Terawan Agus Putranto enteng saja menanggapi keluhan warga soal melambungnya harga masker setelah virus corona menghadirkan kecemasan di mana-mana.

"Salahmu sendiri kok beli, ya," begitu kata Terawan. Begitu ucapannya. Baru setelah publik mempersoalkan pernyataan ini, dijelaskan bahwa mereka yang sehat tidak perlu memakai masker.
Terawan Agus Putranto memberikan keterangan kepada wartawan menjelang kedatangan WNI dari natuna di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu (15/2/2020).(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
Saya memahami sih upaya Menteri Kesehatan untuk tetap tenang dan rileks di tengah kekhawatiran dunia atas virus corona dengan tangapan-tanggapan entengnya. Namun, pernyataan yang simpatik perlu tetap dijaga.

Ketiga, Limbah Radioaktif di Tangerang Selatan.

Tangerang Selatan, yang kerap disebut-sebut mimiliki kawasan dengan penataan yang baik dihebohkan dengan temuan limbah radioaktif. Limbah radioaktif itu ditemukan di Perumahan Batan Indah, Pademangan, Setu, Tangerang Selatan.

Dugaan sementara jenis limbah radioakif yang ditemukan dan diteliti Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) adalah cesium 137.

Dari hasil penelitian sementara, asal radiasi muncul dari limbah atau sampah radioaktif dari teknologi nuklir yang telah digunakan. Besaran limbah radioaktif jenis Cesium-137 adalah sebesar kelingking, tetapi dampak cemarnya mencapai radius 10 meter.
Terawan Agus Putranto memberikan keterangan kepada wartawan menjelang kedatangan WNI dari natuna di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu (15/2/2020).(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
Buat kamu atau teman-teman kamu yang mungkin tinggal di dekat kawasan itu, tolong diingatkan agar lebih berhati-hati. Salah satu efek paling berbahaya zat radioaktif adalah kanker.

Sambil tetap waspada, kita tunggu bagaimana pengungkapan kasus pencemaran limbah radioaktif ini dilakukan.

Keempat, Kursi Melayang di PAN

Partai politik memang identik dengan kursi. Tiap kesempatan, kursi sebagai simbol kekuasaan diperebutkan untuk diduduki. Namun, pekan lalu, kursi-kursi diperebutkan untuk dilempar-lempar.

"Lomba" lempar kursi ini terjadi di Kongres kelima Partai Amanat Nasional (PAN) di Kendari, Sulawesi Tenggara. Mereka yang saling lempar kursi adalah para pendukung kedua calon Ketua Umum PAN yaitu Zulkifli Hasan dan Mulfachri Harahap.
Mulfachri Harahap memeluk Zulkifli Hasan di Kongres V PAN di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (11/2/2020).(KOMPAS.com/Haryantipuspasari)
Kamu mungkin dapat sebaran foto-foto dan video soal aksi lempar kursi kuning di ruangan bernuansa unggu dengan lagu partai yang menggema. Meskipun kita adalah makhluk visual dan peniru, tolong jangan meniru keburukan itu.

Di akhir kongres, Zulkifli Hasan terpilih kembali sebagai Ketua Umum PAN.

O, ya, perjalanan sejak dua pekan lalu untuk melepas ban dari leher buaya di Palu menemui babak baru. Keberadaan dan pola hidup buaya berkalung ban ini sudah terdeteksi.

Pekan lalu, Matt Wright, pencinta reptil asal Australia dan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSD) Sulawesi Tengah sudah mendapati buaya ini dan berhadap-hadapan dari jarak yang dekat.
Petugas memasang jaring untuk mempersempit ruang gerak buaya liar yang terjerat ban sepeda motor saat berlangsungnya proses penyelamatan di Sungai Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (7/2/2020). (ANTARA FOTO/MOHAMAD HAMZAH)
Namun, keriuhan warga yang menonton dengan berteriak dan menyorotkan senter membuat penyelamatan ini belum berhasil. Buaya yang muncul ke permukaan dan sudah hendak ditangkap, menghilang ke dalam sungai.

Upaya penyelamatan akan terus diupayakan meskipun belum juga berhasil sejak buaya berkalung ban ini dijumpai tahun 2016.

Tuhan bersama mereka yang gigih berupaya menyelamatkan kehidupan.


Salam gigih,

Wisnu Nugroho
Ada temanmu yang ingin berlangganan email ini?
Daftar di sini
Ikuti kami melalui media sosial
Facebook
Twitter
Website
Instagram


Copyright ©
2020 PT. Kompas Cyber Media.
All rights reserved.

Gedung Kompas Gramedia, Unit II Lt. 5
Jl. Palmerah Selatan No. 22 - 28
Jakarta 10270
Indonesia

Want to change how you receive these emails?
You can unsubscribe from this list.