Selamat Hari Merdeka! Kemarin, baru saja kita melewati rangkaian peringatan ulang tahun ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Tidak seperti biasanya, semarak dan meriah perayaannya dilakukan serba terbatas karena pandemi. Keterbatasan pergerakan secara fisik ini semoga tidak membatasi gelora semangat merdeka kita tetap menyala-nyala.
Kemerdekaan memiliki dua aspek: Merdeka dari dan merdeka untuk.
Orang bisa tampak merdeka dari sesuatu tetapi terkungkung untuk melakukan apa pun. Sebaliknya, orang bisa tampaknya terkungkung tetapi bisa merdeka untuk melakukan apa pun.
Idealnya, kita bisa merdeka dari dan merdeka untuk. Namun, sebagai yang terikat ruang dan waktu, kemerdekaan kita pasti selalu terbatas. Seluas apa pun ruang dan waktu, pasti tetap ada batasnya.
Dalam ruang dan waktu yang serba terbatas itu, mari kita rawat kemerdekaan. Kita rawat jiwa kita tetap merdeka.
Oya, apa kabarmu? Semoga kabarmu baik dan diberi kesehatan sebagai anugerah paling indah untuk tempat jiwa kita yang merdeka.
Seminggu lalu, kita menyaksikan rangkaian perayaan kemerdekaan. Di antara semua rangkaian itu, ada hal istimewa, hal tidak biasa, hal yang unik sebagai tanda 75 tahun Indonesia merdeka.
Uang edisi khusus
Pertama, usai peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan, pemerintah diwakili Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meluncurkan uang edisi khusus Rp 75.000.
Peluncuran uang yang sah sebagai sistem pembayaran ini dilakukan secara virtual dihadiri sejumlah pejabat negara, kepala lembaga dan badan negara, dan sejumlah undangan.
Secara simbolis, uang edisi khusus 75 tahun RI bergambar Proklamator ini diserahkan kepada wakil keluarga yaitu Guntur Seokarnoputra dan Meuthia Hatta. Ada gambar keberagaman dan capaian pembangunan Indonesia selama 75 tahun. Uang Baru Rp 75.000 spesial HUT ke-75 Kemerdekaan RI (Bank Indonesia)
Setelah diluncurkan, secara terbatas, publik bisa memiliki uang edisi khusus ini. Disebut terbatas karena pemerintah hanya mencetak 75 juta lembar atau senilai Rp 5,625 triliun.
Ada mekanisme yang ditetapkan bagi publik untuk bisa memiliki uang edisi khusus ini. Jika tertarik, kamu bisa pesan dan update ketersediaannya di artikel-artikel kompas.com.
Sebagai informasi, karena tinggi peminatnya, hingga 3 September 2020, jadwal penukaran untuk mendapatkan uang edisi khusus ini sudah penuh.
Masih berminat? Jika masih, segera mendaftarkan diri dan jika sudah penuh, lebih bersabar untuk mendapatkannya.
Jika tidak berminat pun tidak ada soal. Kemerdekaan kita harusnya tidak berkurang hanya karena tidak memiliki uang cendera mata ini.
Pakaian Jokowi dan bintang jasa
Meskipun tidak terlalu istimewa karena sudah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya, pakaian adat yang dikenakan Presiden Joko Widodo selama rangkaian peringatan kemerdekaan mendapat perhatian publik.
Keinginan Presiden Jokowi untuk memanggungkan keragaman Indonesia lewat pakaian adat tercapai. Publik menjadi sadar kekayaan dan keragaman budaya Indonesia dan bangga mengenakannya. Menko PMK Muhadjir Effendy saat mengikuti upacara peringatan HUT ke-75 RI secara virtual dengan mengenakan pakaian adat Pulau Rote, NTT, Senin (17/8/2020).(Humas Kemenko PMK)
Saat menghadiri Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2020 dan Pidato Kenegaraan di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat (14/8/2020), Jokowi menggunakan pakaian adat Suku Sabu, Nusa Tenggara Timur. Presiden Joko Widodo mengenakan pakaian adat khas NTT dalam Sidang Tahunan MPR 2020 pada Jumat (14/8/2020).(DOKUMENTASI ISTANA KEPRESIDENAN)
Mungkin kamu baru pertama kali mendengar ada Suku Sabu di Indonesia. Hadirnya Suku Sabu dalam percakapan kita selama peringatan Kemerdekaan RI merupakan gambaran misi yang mewujud.
Untuk menyegarkan ingatan, berikut ini pakaian adat dari tahun ke tahun yang dipakai dan dipanggungkan Presiden Jokowi.
Buat kamu yang telewat pidato kenegaraan Presiden Jokowi di Gedung Nusantara, berikut ini naskah pidato lengkap berserta videonya.
Presiden mengajak kita membajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar. Di sektor swasta, wacana ini sudah disadari dan beberapa dilakukan melihat tren krisis dari masa ke masa.
Kita tunggu bagaimana pemerintah memanfaatkan momentum krisis ini. Marah dan kejengkelan sudah dipertontonkan dan juga mendapatkan dukungan, aksi nyata lanjutan kita nantikan untuk sinyal adanya lompatan-lompatan besar.
Perlu dicatat juga, minggu lalu, dalam rangkaian kemerdekaan, pemerintah memberikan bintang tanda jasa dan tanda kehormatan kepada 53 orang di Istana Negara, Jakarta, Kamis (13/8/2020).
Di antara mereka yang menerima adalah "Duo Senayan" Fahri Hamzah dan Fadli Zon yang merupakan Wakil Ketua DPR-RI 2014-2019. Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengambil swafoto saat Partai Gelora bertemu Presiden Joko Widodo pada Senin (20/7/2020). Terlihat juga Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta dan Sekjen Mahfudz Siddiq.(Twitter/@Fahrihamzah)
Meskipun disadari keduanya kerap dan nyaris selalu bersebarangan dengan pemerintah, bintang tanda jasa dan tanda kehormatan tetapi diberikan. Ini kabar baik. Pemerintah dan negara itu sesuatu yang berbeda.
Hal ini juga ditegaskan Presiden Jokowi sebagai Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahan. Meski berlawanan secara politik dengan keduanya, dalam membangun bangsa, keduanya tidak berlawanan.
Bagi keduanya, perbedaan pandangan dan kerapnya berseberangan dalam politik tidak lantas surut karena tanda jasa itu.
Kabar baik lainnya soal vaksin yang kita nanti-nantikan penemuannya. Di tengah upaya semua negara dan lembaga penelitian mencari vaksin, beberapa kabar baik semoga segara memihak pada upaya baik kita.
Pada 11 Agustus 2020, bersama dengan beberapa negara lain, Indonesia melakukan uji klinis tahap ketiga.
Uji klinis vaksin Sinovac oleh Bio Farma dilakukan di Bandung, Jawa Barat kepada 1.620 relawan yang ditargetkan dan terdaftar.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil masuk dalam daftar relawan ini, meskipun belum disuntik lantaran butuh menyiapkan fisik dan mental.
Setelah peringatan kemerdekaan, fisik dan mental mungkin lebih siap. |
--
Click Here to unsubscribe from this newsletter.