Hai, apa kabarmu? Campur aduk pastinya karena rangkaian peristiwa yang kita dapati dan menjadi awal tahun 2021 ini.
Setelah meletakkan sejumlah harapan akan kehidupan yang lebih baik untuk perjalanan setahun ke depan, di minggu awal tahun ini kita tertunduk dan berduka.
Pekan pertama 2021 ditutup dengan kabar duka jatuhnya pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak dengan kode penerbangan SJ 182.
Kabar jatuhnya pesawat dengan 62 penumpang itu didapat pertama-tama dari info hilangnya pesawat ke Badan SAR Nasional (Basarnas) pada Sabtu, 9 Januari 2021 pukul 14.55.
Pesawat Boeing 737-500 dengan kode registrasi PK-CLC terjadwal terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta pukul 13.25 WIB.
Karena alasan cuaca, dilakukan penundaan terbang sekitar 1 jam 11 menit.
Pesawat yang membawa total 62 penumpang dari kapasitas 112 penumpang itu mengudara pukul 14.36 WIB.
Satu menit kemudian atau pukul 14.37 WIB, ada permintaan dari kapten pesawat untuk naik ke ketinggian jelajah dari 10.000 feet ke 29.000 feet atau setara kira-kira dengan 9.600 meter.
Kemudian, pukul 14.40 WIB, pesawat hilang kontak. Pukul 14.55 WIB info hilang pesawat didapat oleh Basarnas. Mulai pukul 17.00 WIB upaya pencarian dilakukan.
Menjelang Maghrib, serpihan pesawat Sriwijaya Air ditemukan di Kepulauan Seribu.
Akhir pekan pertama di tahun 2021 yang ditandai dengan duka mendalam untuk keluarga korban, untuk penebangan di Indonesia dan untuk seluruh rakyat Indonesia.
Upaya pencarian korban terus dan penyelidikan kecelakaan tengah dilakukan.
Dalam perasaan duka mendalam, kita tundukkan kepala untuk para korban dan semua yang kehilangan: Ilustrasi(Shutterstock)
Untuk anak-anak yang tidak bisa lagi menjumpai orangtuanya. Untuk istri yang tidak lagi bisa bertemu suaminya. Untuk suami yang tidak lagi bisa melihat istrinya.
Untuk ayah dan ibu yang tidak lagi bisa memeluk anaknya. Untuk orang-orang tercinta yang tidak lagi ada bersama-sama kita.
Meskipun pengalaman kehilangan adalah pengalaman yang kerap terjadi dan alamiah sifatnya, saat sungguh-sungguh mengalami, pengalaman itu ternyata tidak mudah dijalani dan dilalui.
Untuk pengalaman-pengalaman kehilangan, pandemi sejatinya melatihkan kita berkali-kali untuk hal ini.
Sepuluh bulan Covid-19 masuk Indonesia sejak 2 Maret 2020, kita berlatih saat mendapati pengalaman kehilangan demi kehilangan.
Kehilangan orang-orang terkasih, kehilangan pekerjaan-pekerjaan, kehilangan rencana-rencana, dan kehilangan mimpi-mimpi.
Namun, pada saat bersamaan, kita juga berlatih untuk menumbuhkan hal-hal baru dengan pijakan harapan.
Untuk orang-orang terkasih yang sudah meninggalkan kita, kita memang tidak bisa berbuat apa pun selain mendoakan kedamaian abadi.
Untuk kita yang masih berjuang menghadapi pandemi ini, ditemukannya sejumlah vaksin dan segera akan disuntikkannya vaksin itu adalah hal baru yang menumbuhkan harapan akan membaiknya kehidupan.
Rabu, 13 Januari 2020 akan jadi saat pertama bagi Indonesia untuk memulai vaksinasi menggunakan vaksin Coronavax produksi Sinovac Biotech Incorporated yang bekerja sama dengan PT Bio Farma. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito memberikan keterangan pers di Kantor BPOM, Jakarta Timur, Kamis (19/11/2020). Vaksin covid-19 yang ditargetkan Desember tertunda dan bakal mundur pada Januari 2021. Di Indonesia sendiri, pengadaan vaksin covid-19 akan didatangkan dari CanSino Biologics Inc, Sinovac Biotech Ltd, dan Sinopharm (G42), tiga perusahaan China. Tiga vaksin Covid-19 tersebut direncanakan akan tiba pada akhir tahun ini.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG) Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) untuk vaksin Covid-19 Sinovac, 11 Januari 2021.
Pemberian izin penggunaan darurat ini didasarkan atas data analisis dan uji klinis yang dilakukan di Bandung serta didukung dengan data dari Turki dan Brasil.
Sesuai janjinya dan untuk membuktikan keamanan, Presiden Joko Widodo akan menjadi orang pertama di Indonesia yang akan menerima vaksin yang juga telah dinyatakan halal oleh Majelis Ulama Indonesia ( MUI).
Dengan langkah yang panjang penuh kehati-hatian untuk menemukan vaksin dan keamanan penggunaannya, harapan akan perbaikan di sejumlah kehidupan terlihat.
Vaksinasi yang akan memakan waktu sekitar satu tahun akan dimulai dari para tenaga medis yang paling rentan karena ada di garda terakhir untuk menjaga kesehatan kita.
Tahap berikutnya, vaksinasi akan dilakukan untuk petugas yang karena fungsi dan layanannya harus bertemu langsung dengan masyarakat seperti anggota Polri dan TNI.
Sambil menunggu giliran kapan vaksinasi akan dilakukan untuk diri kita masing-masing, anjuran tepat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan perlu terus kita jalankan.
Bahkan, ketika vaksin sudah masuk dalam tubuh kita, protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir tetap perlu diterapkan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membacakan pidato dalam peresmian renovasi Masjid Istiqlal.( Muclis JR/Biro Setpres) Sepuluh bulan kita menerapkan protokol ini setiap hari semoga sudah mengubah perilaku dan menjadi hal yang ringan dilakukan tanpa paksaan.
Oya, sampai saat ini, tercatat sudah ada 3 juta dosis vaksin Sinovac di Indonesia. Tahap pertama datang pada 6 Desember 2020 sebanyak 1,2 juta dosis vaksin. Tahap kedua datang pada 31 Desember 2020 dengan 1,8 juta vaksin.
Selain tetap menerapkan protokol kesehatan sampai vaksinasi tuntas dilakukan, yang bisa kita kontibusikan untuk berjalan lancarnya proses vaksinasi adalah menyudahi kegaduhan atau polemik terkait vaksin yang sudah lolos uji.
Sama-sama kita sukseskan program vaksinasi ini sekaligus mengawasi pelaksanaannya.
Dengan ratusan juta penduduk yang beragam dalam semua kategori, hal-hal tidak ideal dan tidak sesuai perencanaan awal pasti akan terjumpai.
Sikap kita untuk hal-hal ini adalah mendudukan perkara, menemukan masalahnya, dan kemudian bersama-sama mencarikan solusi. Bocah-bocah membaca Forum Taman Bacaan Masyarakat Kecamatan Cigugur, Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (10/1/2021). Kompas.com memberikan donasi pangan dan jaringan internet serta buku untuk Forum Taman Bacaan Masyarakat Kecamatan Cigugur dalam rangkaian Melihat Harapan Bike Pangandaran 2021.(KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO) Suksesnya vaksinasi ini semoga menjadi pijakan kita untuk menghidupkan pekerjaan-pekerjaan lama yang mati, menumbuhkan pekerjaan-pekerjaan baru yang dirintis selama pandemi, mewujudkan rencana-rencana dan mimpi-mimpi.
Banyak kehilangan kita karena pandemi. Tidak sedikit juga tumbuh dalam situasi sulit seperti ini.
Semesta tampaknya tengah mengatur dan meminta kita beradapasi dengan keseimbangan baru lewat pandemi ini.
Selamat menyaksikan vaksinasi Covid-19 pertama di Indonesia di lengan Presiden Jokowi, Rabu 13 Januari 2021.
Oya, Presiden Jokowi akan berusia 60 tahun pada 21 Juni 2021.
Menjadi penerima vaksin pertama-tama tampaknya karena mempertimbangkan hal ini juga.
Salam Rabu,
|
--
Click Here to unsubscribe from this newsletter.