Hai, apa kabarmu? Semoga kabarmu baik karena anugerah kesehatan yang menyertai.
Buat kamu yang tengah berjuang melawan sakit, semoga diberi kekuatan dan dukungan untuk lekas sembuh.
Kesehatan menjadi anugerah paling berharga yang perlu kita upayakan dan jaga.
Di tengah situasi yang tidak mudah untuk bisa sembuh dari sakit, tidak meletakkan diri dalam percobaan dan mencegah diri sakit adalah langkah bijaksana.
Karena itu, seruan semua pihak agar kita menahan diri tidak bepergian jika tidak perlu merupakan bagian dari upaya baik itu.
Jika terpaksa harus keluar rumah karena alasan yang mendasar misalnya untuk mencari penghidupan, selalu disiplin memakai masker bahkan dobel, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali yang dinyatakan pemerintah berlaku sejak 3-20 Agustus 2021 adalah bagian dari upaya baik ini.
Kedaruratan di seluruh Jawa dan Bali ini dinyatakan karena melonjaknya kasus positif Covid-19 sebelumnya dan adanya tren terus melonjak.
Karena sifat penularan virus ini sampai membuat seseorang positif memerlukan waktu, dinyatakannya kedaruratan tidak serta-merta menurunkan kasus.
Butuh waktu sekitar dua minggu untuk melihat dampak dari penetapan kedaruratan ini. Karena itu, hari-hari ini kita masih akan mendapati lonjakan kasus sampai kira-kira dua minggu ke depan. Itu pun dengan pengandaian kita semua patuh. Anggota TNI dan Polri melakukan penyekatan kendaraan saat PPKM Darurat di Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Senin (5/7/2021). Penyekatan ini mengakibatkan kemacetan parah di ruas Jalan Raya Lenteng Agung.(KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO)
Sebagai gambaran, penambahan kasus harian, angka kematian dan kasus aktif meningkat signifikan hari-hari belakangan ini. Belum terlihat penurunan jumlah kasus.
Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah hingga Senin (5/7/2021) pukul 12.00 WIB, ada penambahan 29.745 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Angka ini merupakan penambahan kasus harian tertinggi sejak 2 Maret 2020. Total kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 2.313.829 orang.
Pada periode 4-5 Juli 2021, ada 558 pasien Covid-19 meninggal dunia. Jumlah kematian akibat Covid-19 mencapai 61.140 orang sejak awal pandemi.
Saat ini, tercatat 309.999 kasus aktif Covid-19. Kasus aktif adalah pasien yang masih terkonfirmasi positif virus corona, dan menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri.
Tingginya angka-angka ini bukan hanya statistik. Jika kita terhubung dengan lingkungan sekitar, angka-angka itu nyata dan mudah mendapati buktinya.
Tetangga kiri dan kanan, depan dan belakang ada yang isolasi mandiri. Suara sirene ambulans makin kerap terdengar dari kejauhan.
Di media sosial atau grup percakapan isinya kabar duka cita dan ajakan saling mendoakan agar kesehatan dianugerahkan. Petugas membawa jenazah untuk dimakamkan dengan protokol Covid-19 di TPU Rorotan, Jakarta Utara, Senin (28/6/2021). Tiga hektar lahan di TPU Rorotan disiapkan untuk pemakaman jenazah protokol Covid-19. Lahan seluas itu bisa menampung sekitar 7.200 petak makam.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
Keluhan kesulitan mendapat layanan kesehatan dan obat-obatan juga marak kita dengar atau bahkan menjadi bagian dari pengalaman.
Karena itu, jika kita saat ini sehat, mari bersyukur dengan menjaganya tetap demikian dan tidak meletakkan diri dalam percobaan yang membahayakan diri dan orang lain.
Jika kita tetap sehat, kita bisa berkontribusi melandaikan kurva, memberi kesempatan tenaga medis menyembuhkan mereka yang sakit dan membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan nyata.
Dengan kepasitas rumah sakit di banyak tempat yang tidak lagi sanggup menampung pasien dan tidak hanya Covid-19 saja, kemandirian kita dibutuhkan.
Hanya mereka yang sesak nafas, saturasi oksigen di bawah 90 persen dan memiliki komorbid atau penyakit penyerta yang layanan rumah sakit. Sistem masuk rumah sakit dengan kategori ini sedang disempurnakan.
Mereka yang bergejala ringan karena positif Covid-19, isolasi mandiri adalah pilihan yang tepat. Kita yang tetap sehat bisa berkontribusi untuk proses kesembuhan mereka yang isolasi mandiri ini.
Dukungan untuk isolasi mandiri juga makin baik dengan adanya layanan telemedicine bagi pasien positif Covid-19 bergejala ringan mulai Selasa, 6 Juli 2021. Ilustrasi isolasi mandiri.(FREEPIK)
Dengan kemudahan bisa berkonsultasi dengan dokter saat isolasi mandiri jauh lebih baik dibanding memaksakan diri ke rumah sakit dengan segala risikonya dan belum tentu bisa bertemu apalagi berkonsultasi dengan dokter.
Sejak tiga tahun terakhir, saya menggunakan layanan telemedicine ini untuk gejala sakit yang muncul untuk saya dan anggota keluarga. Tanpa harus ke rumah sakit atau ke klinik.
Konsultasi dengan dokter memberi sejumlah informasi dan pemahaman serta tindakan yang diperlukan. Kepanikan berlebihan yang sebelumnya muncul lantas surut.
Mudah, murah dan cepat. Tidak perlu antre di klinik atau rumah sakit. Tarif jauh lebih murah dan transparan juga penggunaan obat-obatan yang direkomendasikan.
Layanan telemedicine yang digratiskan untuk mereka yang isolasi mandiri semoga memberi informasi, pemahaman dan meredakan kepanikan.
Ketenangan punya peran penting untuk proses penyembuhan. Sebaliknya, kepanikan karena ketakutan lantaran simpang siurnya informasi bisa memperparah keadaan.
Wabah memang mematikan dan mungkin membunuh. Tetapi, ketakutan, kepanikan dan simpang siurnya informasi yang menyebabkan kepanikan dan ketakutan membunuh lebih banyak dari wabah itu sendiri.
Lalu, bagaimana kita bisa tetap tenang menghindarkan diri dari kepanikan dan ketakutan tidak berdasar di tengah ancaman yang dekat seperti saat ini?
Banyak saran dikemukakan dan bisa jadi pilihan. Cari dan temukan yang cocok untuk kalian agar bisa hidup lebih tenang. Ilustrasi(Pexels)
Ngomong-ngomong soal hidup tenang, minggu lalu saya membaca buku terbitan Kepustakaan Populer Gramedia. Judul bukunya "Stop Membaca Berita: Manifesto untuk Hidup yang Lebih Bahagia, Tenang dan Bahagia".
Buku ini diterjemahkan dari bahasa Inggris berjudul sama. Buku aslinya ditulis dalam bahasa Jerman berjudul "Die Kunst des Digitalen Lebens" (Seni Kehidupan Digital). Penulisnya Rolf Dobelli.
Buku yang provokatif dengan argumentasi yang dibangun secara intens berdasarkan pengalaman penulis yang memperkenalkan diri seperti ini, "Halo, nama saya Rolf, dan saya seorang pecandu berita."
Dari pengalamannya melepas kecanduan yang menjeratnya, Rolf menemukan hidup yang lebih bahagia, tenang dan bijaksana.
Melepaskan diri dari candu merupakan salah salah satu cara membawa hidup lebih bahagia, tenang dan bijaksana.
Apa candumu? Apakah berita, media sosial, atau grup percakapan berbaris-baris yang menghadirkan kepanikan, ketakutan dan perasaan tidak tenang?
Dengan logika Rolf, menghentikan kecanduan akan hal-hal yang menghadirkan kepanikan, ketakutan dan perasaan tidak tenang akan menyelematkan.
Temukan dan lakukan langkah konkret agar hidup kalian lebih bahagia, tenang dan bijaksana. Imun akan terjaga baik karena karenanya.
Salam hening
Download aplikasi Kompas.com dengan klik banner di bawah ini untuk mendapatkan update berita terbaru di ponsel Anda. |
--
Click Here to unsubscribe from this newsletter.