HAI, apa kabarmu?
Semoga kabarmu baik di pengujung tahun 2021 ini. Kabar baik menjadi bekal kita menatap tahun 2022 penuh harapan dan sukacita.
Meskipun rencana liburan akhir tahun sempat kacau balau karena berubah-ubahnya keputusan pemerintah terkait pandemi, minggu-minggu ini kita tidak dilarang melakukan perjalanan.
Dengan tetap menerapkan prokes dan kesadaran bahwa pandemi belum berakhir, kita menyaksikan jalan-jalan ke luar kota padat dan tempat-tempat wisata dipenuhi pengunjung.
Hal-hal yang tidak bisa kita lakukan saat pandemi tidak tekendali nyaris dua tahun terakhir, bisa kita lakukan satu per satu.
Kabar gembiranya, meskipun akitivitas kita kembali normal sejak akhir November 2021, kasus penularan Covid-19 tidak melonjak.
Sejak pertengahan November 2021, jumlah kasus positif tidak pernah melampaui 500 kasus. Selama Desember 2021, jumlah kasus positif tidak pernah melampaui 300 kasus.
Semoga kita bisa menjaga situasi ini dengan disiplin menerapkan prokes dan segera menerima vaksin untuk yang belum menerima atau belum menerima secara lengkap. Kesedihan karena kehilangan orang tercinta yang menjadi harapan sulit untuk disembuhkan (PEXELS/Anna Shvets )
Dua langkah bersama semua pihak terbukti mampu mengendalikan pandemi. Kita masih ingat bagaimana pandemi di Indonesia memuncak pada 15 Juli 2021.
Usai rangkaian libur sekolah dan hari raya, kasus harian di Indonesia mencapai 56.757 kasus positif. Rata-rata harian selama seminggu ada di angka 44.145 kasus positif.
Kita dalam situasi yang kurang lebih sama dengan situasi menjelang Juli 2021. Pembedanya, saat ini, vaksinasi lengkap di Indonesia sudah mendapai lebih dari 40 persen.
Dari data yang ada, saat ini 267 juta dosis vaksin sudah disuntikkan dengan 111 juta penduduk sudah menerima vaksin lengkap atau setara dengan 40,4 persen dari total penduduk.
Kejadian Juli 2021 diperparah dengan varian Delta yang cepat menyebar dan berefek mematikan karena varian virusnya dan minimnya warga yang sudah divaksin.
Libur Natal dan Tahun Baru kali ini juga dibayang-bayangi varian Omicron. Namun, kesigapan pemerintah mencegah masuknya varian dari luar negeri ini lebih baik dibandingkan saat varian Delta masuk.
Menurut data Kementerian Kesehatan, saat ini terdapat 46 kasus positif varian Omicron di Indonesia. Mereka saat ini diisolasi di Wisma Atlet dan RS Sulianti Saroso. Pemandangan di Ubud, Bali. (Dok. Marriott Bonvoy)
Hampir semua pasien yang terpapar varian Omicron adalah pelaku perjalanan luar negeri.
Dari 46 pasien, 40 pasien sudah menerima vaksin secara lengkap, 1 pasien menerima vaksin pertama, dan 5 lainnya belum menerima vaksin.
Vaksin tidak menghindarkan kita terpapar virus. Namun, ketika terpapar virus, efek yang ditumbulkan, umumnya tidak parah.
Mendapati fakta ini, selain vaksin, disiplin prokes dengan memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan adalah pencegahan teramat penting agar tidak terpapar virus.
Sayangnya, akhir-akhir ini, di saat aktivitas kita berangsur normal, disiplin kita menjaga prokes kendor.
Dengarkan percakapan Wisnu Nugroho dengan tokoh-tokoh yang menggulati hidup dengan gigih dan pengalaman berkesadaran yang menggugah hati
Download aplikasi Kompas.com dengan klik banner di bawah ini untuk mendapatkan update berita terbaru di ponsel Anda. |
--
Click Here to unsubscribe from this newsletter.