HAI, apa kabarmu?
Semoga kabarmu baik karena anugerah kesehatan dan mulai berangsur-angsur normalnya kehidupan kita karena pandemi yang makin terkendali.
Kabar baik ini pasti. Konfirmasi makin berangsur-angsur normalnya kehidupan bisa kita dapati di jalan raya, fasilitas transportasi publik, dan tempat-tempat keramaian seperti pusat belanja.
Macet tidak hanya terjadi di jam berangkat dan pulang kerja sudah kembali. Akhir pekan, kemacetan itu pindah ke luar kota dan tempat-tempat wisata.
Transportasi publik seperti kereta api sudah padat dan kerap sesak oleh pengguna. Pusat belanja dan tempat makan minum tidak pakai pedoman jarak lagi.
Bersamaan dengan berangsur-angsur normalnya kehidupan, pemerintah mengumumkan tarawih bisa dilakukan lagi selama bulan ramadhan.
Mudik saat lebaran tidak dilarang. Dua tahun penantian untuk tradisi yang mengikuti Idul Fitri akhirnya diperbolehkan.
Pelonggaran ini disambut gembira meskipun sejumlah syarat disertakan yaitu vaksin lengkap dan vaksin booster untuk melindungi kesehatan.
Namun, dalam suasana gembira ini, kita mendapati kemarahan dari Presiden Joko Widodo. Kemarahan yang beralasan jika melihat pertimbangannya.
Kemarahan itu disampaikan terbuka di depan para menteri, kepala lembaga, kepala daerah, dan pimpinan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Acaranya sebenarnya arahan tentang afirmasi bangga buatan Indonesia di Bali, Jumat (25/3/2022). Namun, acara arahan itu berubah jadi kemarahan. |