Surat dari Editor Kompas.com

Kemarahan Presiden, Tepuk Tangan Pejabat, dan Tas LV Ibu Menteri
Foto
Youtube
Twitter
Instagram

Dear ayo,

HAI, apa kabarmu?

Semoga kabarmu baik karena anugerah kesehatan dan mulai berangsur-angsur normalnya kehidupan kita karena pandemi yang makin terkendali.

Kabar baik ini pasti. Konfirmasi makin berangsur-angsur normalnya kehidupan bisa kita dapati di jalan raya, fasilitas transportasi publik, dan tempat-tempat keramaian seperti pusat belanja.

Macet tidak hanya terjadi di jam berangkat dan pulang kerja sudah kembali. Akhir pekan, kemacetan itu pindah ke luar kota dan tempat-tempat wisata.

Transportasi publik seperti kereta api sudah padat dan kerap sesak oleh pengguna. Pusat belanja dan tempat makan minum tidak pakai pedoman jarak lagi.

Bersamaan dengan berangsur-angsur normalnya kehidupan, pemerintah mengumumkan tarawih bisa dilakukan lagi selama bulan ramadhan. 

Mudik saat lebaran tidak dilarang. Dua tahun penantian untuk tradisi yang mengikuti Idul Fitri akhirnya diperbolehkan. 

Pelonggaran ini disambut gembira meskipun sejumlah syarat disertakan yaitu vaksin lengkap dan vaksin booster untuk melindungi kesehatan.

Namun, dalam suasana gembira ini, kita mendapati kemarahan dari Presiden Joko Widodo. Kemarahan yang beralasan jika melihat pertimbangannya.

Kemarahan itu disampaikan terbuka di depan para menteri, kepala lembaga, kepala daerah, dan pimpinan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Acaranya sebenarnya arahan tentang afirmasi bangga buatan Indonesia di Bali, Jumat (25/3/2022). Namun, acara arahan itu berubah jadi kemarahan.

Presiden Joko Widodo (tengah) menyapa tamu undangan didampingi Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) dan Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) saat peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging di Central Parking Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (25/3/2022). Presiden Jokowi meresmikan SPKLU Ultra Fast Charging 200 kW pertama di Indonesia yang disiapkan untuk mengisi daya kendaraan listrik saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.(ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)

Ungkapan kemarahanan Presiden Jokowi itu setidaknya tercermin dari kata bodoh yang diulang sampai dua kali yaitu "bodoh sekali" dan "bodoh banget".

Kemarahan tercermin juga dari ekspresi Presiden Jokowi saat memberi arahan di depan para pejabat sebagai ungkapan kejengkelan yang dikemukakan.

Saat kemarahannya justru ditepuktangani pejabat yang dimarahi, Presiden Jokowi bertambah marah. Ia malarang tepuk tangan diberikan.

Apa dasar kemarahan Presiden Jokowi? 

Baca Selanjutnya

Dengarkan percakapan Wisnu Nugroho dengan tokoh-tokoh yang menggulati hidup dengan gigih dan pengalaman berkesadaran yang menggugah hati

Download aplikasi Kompas.com dengan klik banner di bawah ini untuk mendapatkan update berita terbaru di ponsel Anda.

Download Apps

Ada temanmu yang ingin berlangganan email ini?

Daftar di sini

Ikuti kami melalui media sosial

Arsip Web

Surat dari Editor 9 Maret 2022

Surat dari Editor 23 Februari 2022

Surat dari Editor 16 Februari 2022

Surat dari Editor 2 Februari 2022

Surat dari Editor 26 Januari 2022

Copyright © PT. Kompas Cyber Media.

All rights reserved.


Gedung Kompas Gramedia, Unit II Lt. 5

Jl. Palmerah Selatan No. 22-28

Jakarta 10270

Indonesia

Anda dapat berhenti berlangganan email ini.