Hai, apa kabarmu?
Semoga kabarmu baik karena kesehatan yang dianugerahkan oleh Yang Memberi Hidup dan sekaligus kita upayakan karena syukur kita atas anugerah hidup itu.
Dalam semangat mensyukuri anugerah hidup yang terwujud dalam usia, kami di Kompas.com juga tengah bersyukur.
Selasa (14/9/2021) adalah hari ulang tahun ke-26 Kompas.com.
Perjalanan yang penuh liku dan tantangan menjadi perintis media online di Indonesia yang kemudian tumbuh subur seperti jamur. Tidak hanya secara jumlah, tetapi juga secara usia.
Baca juga: HUT Ke-26 Kompas.com, Gowes Ziarah dan Berdonasi
Karena itu, mendapati anugerah usia 26 tahun pada hari ini dan masih dijadikan referensi utama serta dipercaya pembaca, adalah sebuah kabar menggembirakan.
Kegembiraan itu menjadi tambahan kekuatan untuk merawat kepercayaan pembaca kepada Kompas.com yang terus tumbuh dan makin tinggi volume serta tuntutannya.
Sebuah tuntutan yang wajar dari makin cerdasnya pembaca. Tuntutan ini menjadi panggilan sekaligus tanggung jawab kami untuk berupaya memenuhinya.
Setiap ulang tahun adalah kesempatan untuk melihat relasi yang terjalin sejak 14 September 1995 ini.
Relasi antara Kompas.com dengan pembaca. Relasi abadi yang mendasari keberadaan kami sebagai media.
Baca juga VlK Kompas.com: Kompas.com, Transformasi Digital Kompas.com
Selain melihat relasi dengan pembaca, ulang tahun bagi kami adalah kesempatan untuk melihat bagaimana semua perjalanan sejauh ini berawal.
Karena itu, ada tradisi di Kompas Gramedia, setiap unit yang berulang tahun menyediakan waktu untuk berziarah ke makam para pendiri untuk melihat bagaimana perjalanan dimulai.
Begitu juga yang Kompas.com lakukan, setidaknya dua tahun ini. Dua tahun ini menjadi permulaan karena bersamaan dengan berpulangnya Jakob Oetama pada 8 Agustus 2020.
Ulang tahun Kompas.com yang berselang sekitar 40 hari setelahnya kami awali rangkaiannya dengan ziarah kepada para pendiri. Kami berziarah ke makam pendiri Kompas Gramedia, P.K Ojong di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu (12/9/2021).(Kompas.com) Di sela-sela perjalanan ziarah yang kami lakukan dengan bersepeda itu, kami juga menziarahi teman-teman seperjalanan yang lebih dahulu berpulang dan ada dalam jangkauan.
Karena itu, menjadi kebiasaan baru bagi kami untuk mengawali rangkaian ungkapan syukur karena ulang tahun dengan berziarah ke makam para pendiri dan para pendahulu.
Kami ingin mengingat dan meneguhkan kembali bagaimana semua berawal dan bagaimana semua diperjuangkan.
Dengarkan percakapan Wisnu Nugroho dengan tokoh-tokoh yang menggulati hidup dengan gigih dan pengalaman berkesadaran yang menggugah hati
Download aplikasi Kompas.com dengan klik banner di bawah ini untuk mendapatkan update berita terbaru di ponsel Anda. |
--
Click Here to unsubscribe from this newsletter.